Jumat, 16 September 2016

Tepat 2 tahun lalu, September 2014.
Usai acara wisuda, di depan mataku langsung.
Ada seorang lelaki yang mengenalkan wanitanya kepada kedua orang tuanya.
Aku terharu dan mengharapkan itu juga terjadi padaku.

Dan sekarang, September 2016.
Usai acara wisuda kita.
Kau lelakiku, mengenalkanku sebagai wanitamu di depan kedua orang tuamu.
Aku sangat terharu karena harapanku telah kau wujudkan menjadi kenyataan.

Jika kau memang punya niat baik kepadaku.
Aku yakin Gusti Allah kan memudahkan semua usahamu dan usahaku.
Aku terima dengan baik pula niat baikmu itu.

CacaTangan



 Jika jari jemari tak lagi berfungsi
Telapak tangan tak bisa menguatkan
Masih ada lengan yang dapat kau andalkan

Tak bermaksud berlaku tak sopan
Jangan heran jika bertingkah tak wajar
Harap maklum karena hanya sebelah tangan

Kau pasti bisa untuk belajar kidal
Walau harus memulai semua dari awal
Maafkan atas semua ketidaksempurnaan

Rabu, 20 Juli 2016

Ber-Dua(Belas)

Tepat masuk di tahun ke dua belas
Aku masih menunggu tanpa batas
Masa-masa itu sangat teringat jelas
Canda tawa terhadirkan di teras
Suara kita didengar begitu keras
Juga berbagi es yang hanya satu gelas
Semua kenangan masih membekas
Tak pernah dalam pikiran terlintas
Melupakan semua sampai tak berbekas
Karna ku menanti dengan keyakinan keras
Suatu saat nanti rasa ini akan terbalas
Dan ku dekap hingga tak lagi lepas

Bukan Lagi Kasih

Waktu itu aku yang pergi
Aku sangat ingin kau temui
Besar harapku tuk kau kunjungi
Biar terbalas rasa rindu ini
Namun hingga masa terhenti
Tak jua kau hadir disini
Kau sibuk dengan duniamu sendiri
Berada di lain belahan bumi
Kini waktu itu berganti diri
Kau yang harus pergi
Lebih jauh dari yang ku lewati
Tak kau tahui aku merasa sepi
Karena kau tinggal sendiri
Impiku kau bisa ku hampiri
Namun aku tahu siapa diri ini
Bukan lagi kekasih yang kau kasihi

Bojonegoro -20- Magetan

Selasa, 17 Mei 2016

Kapten Kecilku


Awal kenalku pada labuhan
Kecilku habiskan oleh angin kencang
Dermaga ubahnya jadi tempat permainan
Menanti kapalmu yang kan bersandar
Telah lama nan jauh kau berlayar
Rindu ini sudah penuh kata sabar
Pertemuan inginnya segera terbayarkan
Dengan jarak yang tak perlu dipisahkan
Walau kantuk tak tertahankan
Tetap terjaga di pagian petang
Dekap erat hangatnya perjumpaan
Tuk kaptenku yang  kembali pulang