Senin, 08 Oktober 2012

Konsumerisme Menjadi Tantangan Pancasila


            Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih kita anut. Dalam butir-butir Pancasila sudah mencakup segala aspek kehidupan manusia. Jadi tak salah jika bangsa Indonesia menjunjung tinggi Pancasila. Seiring berjalannya waktu, semakin modernnya zaman, nilai-nilai Pancasila dalam diri masyarakat Indonesia seakan luntur. Cara pandang dan gaya hidupnya pun juga berubah. Tak ada lagi memandang negeri sendiri, budaya luar yang lebih menarik pun bisa langsung ditanamkan dalam diri, tanpa harus disaring terlebih dahulu.
            Salah satunya sifat konsumerisme, yaitu gaya hidup yang menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Harusnya sifat konsumerisme tidak boleh ada dan tumbuh dalam diri masyarakat, karena hanya akan membuat masyarakat boros. Tapi sifat inilah yang sekarang menghinggapi kebanyakan masyarakat Indonesia. Semua-semuanya diukur dengan kekayaan atau harta benda, sehingga ada gengsi yang muncul ketika membeli barang-barang dengan harga murah.
            Sifat konsumerisme juga menjadi tantangan untuk tetap menegakkan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dalam sila ke-2 disebutkan bahwa “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, namun keadilan di negeri ini sepertinya hanya milik orang-orang berduit. Mereka bisa membeli hukum di Indonesia dengan uang-uang mereka, sehingga keadilan seakan tak berpihak pada orang-orang miskin. Kemudian adab / tingkah laku masyarakat Indonesia yang konsumerisme mencontoh sifat orang-orang luar negeri, tidak mencerminkan kehidupan yang seperti diinginkan dalam Pancasila.
            Seharusnya Pancasila lebih ditanamkan lagi pada diri masyarakat Indonesia. Cara pandang, bersikap, dan berpikir masyarakat Indonesia harus didasarkan pada Pancasila. Sehingga dalam menerima dan mengadopsi budaya luar terlebih dahulu disaring dan dipilah, agar tak melenceng dari norma dan nilai yang berlaku di Indonesia. Jadi tak semena-mena langsung menanamkan budaya luar dalam diri begitu saja dan masyarakat Indonesia tetap mempunyai pribadi seperti pada sila-sila dalam Pancasila.

0 komentar:

Posting Komentar