Demokrasi di Indonesia tak ubahnya seperti kertas buram,,
tak ada kejelasan. Katanya semua-semua didasarkan pada rakyat, apalagi
semboyannya yang mengatakan “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Tapi
kenyataanya di masa dewasa ini, demokrasi di Indonesia semakin menunjukkan
keterpurukannya. Banyak kasus-kasus yang kita jumpai disekitar kita, seperti
dalam musyawarah. Bilangnya didasarkan/diasaskan demokrasi, namun kadang
pendapat/suara orang lain tidak diterima, dihiraukan/diacuhkan dan kadang
sampai tak dianggap. Lalu apa yang dinamakan demokrasi itu sendiri?
Kita memilih wakil kita di DPR RI yang harusnya sebagai
penyambung lidah/suara rakyat, agar didengar oleh pemerintah dan para pejabat
tinggi negara. Namun dalam pemiihan umum seperti itu saja sudah banyak bermain
politik uang. Lalu kita memilih wakil-wakil tersebut hanya atas didasarkan
seberapa besar mereka berani membayar kita/memberi uang kepada kita untuk
memilih mereka. Bukan dari kecakapan/sebagaimana mereka benar-benar mampu
sebagi wakil/penyambung suara rakyat di DPR RI.
Belum lagi jika para wakil DPR RI tersebut korupsi,
mereka bukan memperjuangkan hak-hak rakyat, malah sibuk memperkaya diri mereka
sendiri. Padahal uang yang mereka curi tersebut adalah uang rakyat, yang
seharusnya dipergunakan untuk kepentingan mensejahterakan rakyat. Kemudian apa
yang didapat oleh rakyat jika mental-mental wakil rakyat sudah seperti itu?
Yang rugi juga negara, yang sengsara juga rakyat-rakyat miskin yang dirampas
haknya.
Jadi demokrasi di Indonesia ini harus benar-benar
dibenahi, diperbaharui, dan diperbaiki. Agar tak ada lagi yang dirugikan, agar
semua juga mendapatkan manfaat dengan dijalankannya demokrasi yang baik, benar,
dan jujur. Tak akan ada lagi penyalahgunaan demorasi dan wewenang. Dan
Indonesia bisa aman juga tentram, serta
rakyat Indonesia semua sejahtera dan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar